Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pandangan Islam terhadap IPTEK

 

pandangan islam terhadap IPTEK
Pixabay.com

Ahmad Y samantho dalam makalahnya di ICAS jakarta (2004) mengatakan bahwa kemajuan ilmu pengetahuan teknologi, yang kini dipimpin oleh peradaban barat satu abad terakhir ini, mencegangkan banyak orang di perlbagai penjuru dunia. Kesejahteraan dan kemakmuran material (fisikal) yang dihasilkan oleh perkembangan Iptek modern tersebut membuat banyak orang lalu mengagumi dan meniru-niru gaya hidup peradaban barat tanpa dibarengi sikap kritis terhadap segala dampak negatif dan krisis multidimensional yang diakibatkannya.

                Peradaban barat modern dan postmodern saat ini memang memperlihatkan kemajuan dan kebaikan kesejahteraan material seolah menjanjikan kebahagiaan hidup bagi umat manusia. Namun karena kemajuan tersebut tidak seimbang, pincang, lebih mementingkan kesejhateraan material bagi sebagian individu dan kelompok tertentu negara-negara maju, bahkan menindas hak-hak dan merampas kekayaan alam negara lain dan orang lain yang lebih lemah kekuatan iptek, ekonomi dan militernya, maka kemajuan di barat melahirkan penderitaan kolonialisme imperialisme (penjajahan) di Dunia Timur & Selatan.

                Kemajuan iptek di Barat, yang didominasi oleh pandangan dunia dan paradigma sains (iptek) yang positivistikempirik sebagai anak kandung filsafat ideologi materialisme-sekuler, pada akhirnya juga telah melahirkan penderitaan dan ketidakbahagiaan psikologis/ruhaniah pad abanyak manusia baik di Barat maupun di Timur.

                Krisis multidimensional terjadi akibat perkembangan Iptek yang lepas dari kendali nilai-nilai moral ketuhanan dan agama. Krisis ekologis, misalanya: berbagai bencana alam, tsunami, gempa dan kacaunya iklim dan cuaca dunia akibat pemanasan global yang disebabkan tinginya polusi industri di negara-negara maju, kehancuran ekosistem laut dan kehancurn pada penduduk pantai akibat polusi yang dihasilkan oleh pertambangan mineral emas, perak dan tembaga, seperti, yang terjadi di buyat, sulawesi utara dan di Freeport Papua, minamata Jepang. Krisis ekonomi dan politik terjadi di banyak negara berkembang dan negara miskin.

Kenyataan menyedihkan tersebut sudah selayaknya menjadi cambuk bagi kita bangsa indonesia yang mayoritas muslim untuk gigih dan memperjuangkan kemandirian politik, ekonomi dan moral bangsa dan umat. Kemandirian itu tidak bisa lain kecuali dengan pembinaan mental karakter dan moral (akhlak) bangsa-bangsa islam sekaligus menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi yang dilandasi keimanan-taqwa kepada Allah SWT. Serta melawan pengaruh buruk budaya sampah dari barat yang sekular, matre dan hedonis (mempertuhankan kenikmatan hawa nafsu).

                Islam, sebagai agama penyempurna dan paripurna bagi kemanusiaan, sangat mendorong dan mementingkan umatnya untuk mempelajari, mengamati, memahami dan merenungkan segala kejadian di alam semesta. Dengan kata lain islam sangat memntingkan pengembangan ilmu teknologi.

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka. (Q.S Ali Imran 190-191)

Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Mahateliti apa yang kamu kerjakan. (Q.S Al Mujadilah 11)

                Bagi umat Islam, kedua-duanya merupakan ayat-ayat ke-Mahakuasaan Allah SWT. Keduanya bila dibaca, dipelajari, direnungkan dan diamati, melalui mata telinga dan hati (Qalbu) akan semakin mempertebal pengetahuan, pengenalan, keyakinan dan keimanan kita kepada Allah SWT, tuhan yang maha kusa, wujud yang wajib, sumber segala sesuatu dan eksistensi . jadi agama dan ilmu pengetahuan, dalam islam tidak terlepas satu sama lain. Agama dan ilmu pengetahuan adalah dua sisi koin dari satu mata uang yang sama. Keduanya saling membutuhkan, saling menjelaskan, dan saling memperkuat secara sinergis, holistik dan integratif.

Posting Komentar untuk "Pandangan Islam terhadap IPTEK"